Selasa, 22 November 2011

SEL DARAH MERAH ABNORMAL


SEL DARAH MERAH
Sel darah merah atau biasa disebut eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6 - 8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Orang dewasa memiliki 2 – 3 × 1013 eritrosit setiap waktu ( wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta).
Variasi Kelainan Besar Eritrosit ( SIZE )
            1.   Makrositosis
 Keadaan dimana diameter rata–rata eritrosit lebih dari 8,5 mikron dengan tebal rata-rata 2,2-2,3 mikron. Dapat ditemukan pada anemia megaloblastik, anemia aplastik / hipoplastik, leukemia, hipotiroidisme, penyakit saluran cerna dengan gangguan absorpsi, kegagalan ginjal, kehamilan, malnutrisi, dan post splenektomi. Makrosit dengan bentuk agak oval dengan diameter 12-15 mikron disebut megalocyt ditemukan pada anemia defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat.
2.   Mikrositosis
 Keadaan dimana eritrosit kurang dari 7 mikron, tebal rata-rata 1,5-1,6 mikron. Dapat ditemukan pada anemia defisiensi besi, thalasemia, keracunan tembaga, anemia sideroblastik, Idiopathie pulmonary hemosidrosis, anemia pada penyakit menahun.
3.    Anisositosis
Keadaan dimana ukuran besarnya eritrosit bervariasi, jadi terdapat makro, normo, dan mikrosit, sedang bentuknya sama. Ditemukan pada anemia kronika yang berat.
Variasi Warna Eritrosit ( STAINNING )
                     1.    Normokromia
                     Keadaan eritrosit dengan konsentrasi Hb normal dan daerah pucat bagian tengah dalam batas normal.
                     2.    Hipokromia
                     Keadaan eritrosit dengan konsentrasi kurang dari normal. Bila daerah pucat di central melebar, terjadilah “ring erythrocyte” atau anulosit. Ditemukan pada thalasemia, hemoglobinopathi C atau E, anemia sideroblastik, dan penyakit menahun.
                     3.    Hiperkromia
                     Keadaan eritrosit dengan warna oxyphil yang lebih dari normal bukan karena kejenuhan Hb, melainkan karena penebalan membran sel. Ditemukan pada spherocytosis.
                     4.    Polikromasia
                     Keadaan eritrosit terdapat beberapa warna dalam sebuah lapang pandang sediaan darah apus eritrosit. Ditemukan pada eritropoeisis aktif, gangguan eritropoeisis ( myelosklerosis ), hdan hemopoeisis ekstramedular.
     

Variasi Bentuk Eritrosit ( SHAPE )
            1.    Poikilositosis
                     Keadaan terdapat bermacam-macam bentuk eritrosit dalam satu sediaan darah apus, misalnya pada hemoposis extramedullaris.
                     2.    Crenated cell / Echinocyte / Crenated Erythrocyte
                     Keadaan eritrosit mengkerut karena kehilangan cairan pada media hipertonis/dalam suasana lembab lama (sel dengan tepi berkelok – kelok).
                     3.    Schistosit / Fragmentosit
                     Keadaan adanya fragmen di sirkulasi, bentuk kecil dan tidak beraturan. Terjadi akibat peningkatan trauma mekanis intravaskuler dam mikroangiopati.
                     4.    Shapped Sel
                     Bentuk eritrosit seperti buah pear.
                     5.    Anulosit Sel
                     Central pollar pada eritrosit mengalami pelebaran.
6.    Burr Cell / Sea Urchin Cell
                     Muncul akibat kesalahan waktu pembuatan apusan darah, manifestasi penyakit tertentu atau gangguan metabolism tubuh. Sel dengan tonjolan duri ( 10 – 30 buah ) karena pecahnya membran sel. Ditemukan pada anemia hemolitik, hepatitis, chirchosis hepatis, Pyruvate kinase deficiency, Ca gaster, Bleeding peptic ulcer, dan penyakit ginjal menahun.
                     7.    Ovalocyte / Elliptical Cell / Elliptocyte
                     Mempunyai bentuk yang sangat bervariasi yaitu oval, pensil, dan cerutu dengan konsentrasi Hb tidak hipokromik tapi berkumpul di kedua kutub sel. Ciri khas dari sel ini adalah bentuk silinder dan tengahnya pucat. Ditemukan pada Elliptositosis herediter ( lebih dari 95 % eritrosit berbentuk elliptosit ), anemia defisiensi besi, B12, asam folat, sickle cell anemia, thalasemia, hemolitik desease.
                     8.    Stomatocytes
                     Keadaan eritrosit pada bagian tengah sel mengalami pemucatan dan tidak berbentuk lingkaran tapi memanjang seperti celah bibir mulut. Ditemukan pada stomatositosis herediter, penyakit keganasan, anemia hemolitik, thalasemia, dan keracunan timah.
                     9.    Target Cell / Mexican Hat Cell / Bull’s Eye Cell
                     Keadaan dimana eritrosit dengan permukaan luas, bundar, tengahnya menonjol sehingga tampak lebih gelap dikelilingi daerah pucat, tepi sel terjadi penumpukan dan warna Hb seperti topi Meksiko. Dapat ditemukan pada thalasemia, penyakit hati, lecithin cholesterol acyl transferase defisiensi.
                     10.  Thorn Cell, Acanthocytes, Super cell.
                     Sel-sel tersebut termasuk dalam sel spikel ( spicule cell) yaitu eritrosit dengan tonjolan seperti duri yang lancip. Terjadi karena gangguan metabolism lipid. Ditemukan pada pyruvate kinase deficiency, post splenektomi, pengaruh pengobatan heparin. (Ranggani,1989)
                    

11.  Spherocytes, Microshrerocytes, sperosit.
                     Sel-sel tersebut bundar, gelap, uniform, lebih kecil dari eritrosit. Bentuk eritrosit sferikdengan tebal 3 mikron dan diameternya kurang dari 5,3 mikron dan hiperkromik. Terdapat pada sferositosis herediter, anemia iso dan auto-immunohemolitik.
                     12.  Sickle Cell / Meniscocytes / Crescent Cell
                     Berbentuk menyerupai bulan sabit, lanset, dengan kedua ujung lancip. Terjadi karena gangguan oksigenasi sel, resistensi osmotic meningkat. Ditemukan pada penyakit homozygote Hb S, penyakit Hb SC, penyakit Hb S thalasemia sindrom, penyakit Hb I.
13.  Tear Drop Cell / Sel buah Pear.
                     Memiliki ukuran lebih kecil dari eritrosit normal, hipokromik karena distorsi fragmen eritrosit. Ditemukan pada anemia megaloblastik, Myelofibrosis, thalasemia.
                     14.  Helmet Cell / Dome Cell
                     Bentuk bundar, tepi sebagian cembung dan cekung
                     15.  Piknosit / Pyknocyte / Irregular Contracted Cell
Sel burr yang mengalami pengkerutan, tampak kecil dan hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar